Kromatografi (dari bahasa Yunani warna “χρῶμα kroma” dan graphein
γράφειν “untuk menulis”) adalah istilah kolektif untuk satu set teknik
laboratorium untuk pemisahan campuran berdasarkan pada distribusi
diferensial dari komponen sampel . Pada dasarnya semua cara kromatografi
menggunakan dua fasa yaitu satu fasa tetap (stationary) dan yang lain
fasa bergerak (mobile). Pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relative
pada dua fasa ini.
Khromatografi sudah dimulai pada pertengahan abad ke-19.
Kromatografi, harfiah “warna tulisan”, digunakan-dan diberi nama-dalam dekade
pertama abad 20, terutama untuk pemisahan tanaman pigmen seperti klorofil
. Jenis baru kromatografi dikembangkan selama 1930-an dan 1940-an membuat
teknik yang berguna untuk berbagai jenis proses
pemisahan .
Kromatografi menjadi dikembangkan secara substansial sebagai hasil
karya Archer John
Porter Martin dan Richard
Laurence Millington Synge selama 1940-an dan 1950-an. Mereka
membentuk prinsip dan teknik dasar kromatografi partisi, dan pekerjaan mereka
mendorong perkembangan pesat dari beberapa jenis metode kromatografi: kromatografi
kertas , kromatografi
gas , dan apa yang akan menjadi dikenal sebagai kromatografi cair kinerja tinggi
. Sejak itu, teknologi telah maju pesat. Para peneliti menemukan bahwa
prinsip-prinsip utama kromatografi Tsvet’s dapat diterapkan dalam berbagai
cara, menghasilkan berbagai varietas kromatografi dijelaskan di bawah ini.
Bersamaan dengan itu, kemajuan terus meningkatkan kinerja teknis kromatografi,
memungkinkan pemisahan molekul semakin serupa.
Kromatografi adsorpsi atau Adsorpsi
kromatografi merupakan gejala yang timbulnya konsentrasi zat yang lebih besar
pada perbatasan antara dua fasa dari pada dalam masing- masing fasa,
diakibatkan gaya tarik fasa stationer yang kuat terhadap komponen- komponen
yang harus dipisahkan.Melihat kondisi mahasiswa yang ada keinginan untuk
mengetahui suatu materi khususnya tentang Kromatatografi (kromatografi
Adsorpsi), serta sangat sedikit sekali referensi tentang Kromatografi
(kromatografi Adsorpsi).Oleh karena itu, kiranya perlu ada suatu makalah yang
bisa membantu mahasiswa dalam memahami materi tersebut.
1.
Pengertian
kromatografi Adsorpsi
2.
Contoh
yang Termasuk Kromatografi Adsorpsi
3.
Prinsip
kerja Khromatografi Kolom Adsorpsi
4.
Penggunaan
Khromatografi Kolom
5.
Manfaat
Penggunaan Khromatografi Kolom
6.
Kelebihan
dan Kekurangan Khromatografi Kolom
a.
Mengetahui Pengertian Kromatografi Adsorpsi
b.
Mengetahui Contoh yang Termasuk Khromatografi Adsorpsi
c.
Mengetahui
Prinsip kerja Khromatografi Kolom Adsorpsi
d.
Mengetahui
Penggunaan Khromatografi Kolom
e.
Mengetahui
Manfaat Penggunaan Khromatografi Kolom
f.
Mengetahui
Kelebihan dan Kekurangan Khromatografi Kolom
2.1. Pengertian
Kromatografi Adsorpsi
Adsorpsi
ialah gejala timbulnya konsentrasi zat yang lebih besar pada bidang perbatasan
antara dua fasa daripada dalam masing-masing fasa. Terjadinya pemisahan ialah
akibat gaya tarik fasa stasioner yang kuat terhadap komponen – komponen yang
harus dipisahkan.
Gaya tarik
yang kuat ini disebabkan oleh interaksi kimiawi dan atau interaksi Van Der
Walls.Kromatografi adsorpsi adalah teknik
kromatografi tertua dioperasikan berdasarkan retensi terlarut pada permukaan
adsorben.Adsorben yang umum digunakan adalah silika gel dan alumina karena
mereka dimiliki daerah yang besar permukaan dan banyak situs aktif. Terlarut dan
pelarut dalam cairan dapat bersaing satu sama lain untuk mendapatkan situs yang
aktif. Karena ini, memilih pelarut yang tepat sangat penting untuk mendapatkan adsorpsi yang maksimum zat terlarut pada situs aktif permukaan.Pada
kromatografi adsorpsi, fasa stasionernya terdiri atas zat padat dan fasa
mobilnya terdiri atas zat gas atau zat cair.
a. Fasa diam ( absorben atau lapisan
penyerap )
Betindak sebagai pemisah campuran
tersebut.Contoh pelarut yang digunakan adalah slika gel, aluminium oksida,
selulosa. Namun yang paling banyak digunakan adalah slika gel dan alumunium
oksida karena kadar air yang digunakan berpengaruh terhadap daya.
b. Fasa gerak ( Eluen )
Bertindak sebagai pembawa campuran
tersebut .komponenkomponen campuran akan bergerak dengan kecepatan yang
berbeda-beda akibat hambatan dari fase diam sehingga terjadi pemisahaan.
Khromatografi didasarkan pada retensi suatu zat terlarut oleh adsorpsi
permukaan.Khromatografi adsorpsi banyak digunakan dalam pemisahan
senyawa-senyawa organik ,senyawa-senyawa nonpolar dan konsistuen-konstituen
yang sulit untuk menguap.
Sebagai Adsorben dapat digunakan adsorben anorganik maupun adsorben organik.Adsorben
anorganik yang bisa digunakan antara lain kalsium karbonat,alumina,magnesium
silikat,kalsium hidroksida,silika gel,dan tanah diatom.
Adsorben
organik bisa digunakan antara lain karbon aktif dan arang gula.
Adsorben sebaiknya mempunyai ukuran
yang seragam.Adanya Zat pengotor yang menyebabkan terjadinya adsorpsi yang
tidak reversibel.Pemisahan yang lebih baik dapat diperoleh dengan terlebih
dahulu mengolah adsorbennya dengan suatu senyawa yang dapat teradsorpsi dengan
kuat.Hal ini dapat dilakukan pada adsorpsi dengan langkah yang bertingkat .Pada
kolom diisi dengan segmen-segmen dengan adsorben yang mempunyai tingkat
kejenuhan lebih berbeda.Hal ini dapat menghasilkan pemisahan komponen yang
lebih baik dan efisiensi ynag tinggi.Pemilihan fase mobil ditentukan oleh
kompetesi anatara komponen solut dan molekul eluen pada setiap titik adsorben .
Makin
tinggi Kandungan ikatan Rangkap dan gugus hidroksil suatu molekul maka akan
lebih kuat teradsorpsi.Misalnya alkohol teradsorpsi suatu molekul ,maka akan
semakin kuat jika dibandingkan dengan aldehid.Hal ini dapat disebabkan karena
alkohol mempunyai gugus –OH ,yang menyebabkan adsorpsi lebih kuat.Senyawa-senyawa
akan mudah Teradsorpsi lebih cepat ketika memiliki konsentrasi yang tinggi
daripada konsentrasi rendah.Naiknya konsentrasi akan mempengaruhi laju
pergerakan komponen dan perubahan posisi wilayah adsorpsi.
Pemisahan kromatografi kolom
adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-komponen campuran dengan afinitas
berbeda-beda terhadap permukaan fase diam. Kromatografi kolom adsorpsi termasuk
pada cara pemisahan cair-padat.Kromatografi cair-padat juga disebut Kromatografi Adsorpsi, metode jenis
ini diketemukan oleh Tswett dan diperkenalkan kembali oleh Kuhn dan Ledere pada
tahun 1931. Metode ini banyak digunakan untuk analisis biokimia dan
organik.Teknik pelaksanaannya dilakukan dengan kolom.Sebagai fasa diam di dalam
kolom dapat dipilih silika gel
atau alumina.
Substrat padat (adsorben) bertindak
sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut dalam fase cair.Fase bergeraknya
adalah cairan (pelarut) yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang
kolom.Pemisahan tergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada bidang
antarmuka di antara butiran-butiran adsorben dan fase bergerak serta kelarutan
relatif komponen pada fase bergeraknya. Antara molekul-molekul komponen dan
pelarut terjadi kompetisi untuk teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga
menimbulkan proses dinamis. Keduanya secara bergantian tertahan beberapa saat
di permukaan adsorben dan masuk kembali pada fase bergerak.Pada saat
teradsorpsi komponen dipaksa untuk berpindah oleh aliran fase bergerak yang ditambahkan
secara kontinyu. Akibatnya hanya komponen yang mempunyai afinitas lebih besar
terhadap adsorben akan secara selektif tertahan. Komponen dengan afinitas
paling kecil akan bergerak lebih cepat mengikuti aliran pelarut.
Khromatografi Kolom Adsorpsi
:
a.Prinsip
Prinsip yang mendasari kromatografi kolom adsorpsi ialah bahwa komponen – komponen dalam zat contoh yang harus diperiksa mempunyai afinitas yang berbeda-beda terhadap adsorben dalam kolom. Apabila kita mengalirkan cairan ( elutor ) secara kontinyu melalui kolom yang berisi zat contoh yang telah diadsorpsikan oleh penyarat kolom, maka yang pertama – tama dihanyutkan elutor ialah komponen yang paling lemah terikat kepada adsorben. Komponen –komponen lainnya akan dihanyutkan menurut urutan afinitasnya terhadap adsorben, sehingga terjadi pemisahan daripada komponen – komponen tersebut.
Prinsip yang mendasari kromatografi kolom adsorpsi ialah bahwa komponen – komponen dalam zat contoh yang harus diperiksa mempunyai afinitas yang berbeda-beda terhadap adsorben dalam kolom. Apabila kita mengalirkan cairan ( elutor ) secara kontinyu melalui kolom yang berisi zat contoh yang telah diadsorpsikan oleh penyarat kolom, maka yang pertama – tama dihanyutkan elutor ialah komponen yang paling lemah terikat kepada adsorben. Komponen –komponen lainnya akan dihanyutkan menurut urutan afinitasnya terhadap adsorben, sehingga terjadi pemisahan daripada komponen – komponen tersebut.
b.Penyarat Kolom
Pola kecepatan arus
elutor pada tiap irisan kolom yang dipilih di sembarang tempat sudah tentu
sedapat mungkin harus sama. Keseragaman ini dapat dicapai dengan memilih
adsorben yang ukuran butir – butirnya sama ( diayak ) dan dengan cara
penyaratan yang baik.
Makin kecil ukuran butir adsorben, makin cepat keseimbangan adsorpsi akan tercapai, dan makin besar pula kecepatan elusi yang boleh dipergunakan. Tetapi dilain pihak, makin kecil butir adsorben, makin besar hambatan bagi cairan yang harus mengalir melalui kolom.Apabila kecepatan lintas bagi cairan elutor terlalu kecil, dapat dipergunakan pompa vakum yang menimbulkan tekanan rendah dalam ruang di bawah kolom sehingga cairan dapat mengalir lebih cepat melalui kolom.
Makin kecil ukuran butir adsorben, makin cepat keseimbangan adsorpsi akan tercapai, dan makin besar pula kecepatan elusi yang boleh dipergunakan. Tetapi dilain pihak, makin kecil butir adsorben, makin besar hambatan bagi cairan yang harus mengalir melalui kolom.Apabila kecepatan lintas bagi cairan elutor terlalu kecil, dapat dipergunakan pompa vakum yang menimbulkan tekanan rendah dalam ruang di bawah kolom sehingga cairan dapat mengalir lebih cepat melalui kolom.
c.Bentuk Kolom
Penempatan adsorben
dalam kolom secara uniform betul sangat sukar dilaksanakan. Sebagai akibatnya,
zona – zona komponen yang dipisahkan menjadi kurang teratur bentuknya.Bagi
kolom yang lebar hal ini dapat menyebabkan pembauran.Tetapi bagi kolom kecil
bahaya ini seberapa besar. Namun di lain pihak, kolom yang lebar dan pendek itu
lebih memudahkan dalam pemakaiannya.
Oleh karena itu,
tinggi kebanyakan kolom ialah ± 20 kali diameternya.Di bawah tabung yang
umumnya terbuat dari gelas terdapat lempengan meduk yang terbuat dari porselen
atau dari serbuk gelas yang dipanaskan hingga melengket jadi satu.Lempengan
yang berbentuk cakram ini bergawai sebagai penahan fasa yang stasioner.Di bagian
tabung yang paling bawah terdapat kapiler penyulur dilengkapi dengan
pancur.Kapiler beserta pancur dirakitkan dengan kolom memakai suku asah
sehingga mudah dilepaskan guna membersihkan kolom dan untuk meniup kolom
sehingga menjadi bersih dari cairan.Ruang antara pancur dan cakram penyaring
harus sekecil mungkin supaya tidak terjadi pembauran antara cairan – cairan
yang keluar dari kolom.
d. Kecepatan Arus
Semakin rendah
kecepatan arus cairan, semakin baik akibatnya bagi tercapainya keseimbangan
adsorpsi dan akan semakin baik pula pemisahannya. Bentuk zona pun menjadi lebih
teratur.Tetapi kecepatan arus yang terlalu rendah dapat menimbulkan efek difusi
axial dalam fasa mobil yang harus dihindarkan sejauh mungkin.
Jadi dapat dikatakan
bahwa pemisahan yang terbaik dapat dicapai dengan mempergunakan kolom yang
panjang dan sempit, diisi dengan adsorben yang berbutir halus, dan arus yang
lambat.Elusi dapat dimulai apabila campuran yang harus dipisahkan sudah
dimasukan dalam kolom.Elusi ini dilakukan dengan memasukan cairan elutor
berenyai – renyai melalui kolom dan harus dijaga supaya arusnya tidak berhenti.
Komponen – komponen yang telah diadsorpsikan oleh adsorben akan bergerak dalam
bentuk gelang – gelang atau zona dengan kecepatan yang berbeda – beda melalui
kolom dan ditampung di bawah kolom secara terpisah memakai beberapa tabung yang
dibubuhi tanda – tanda. Tabung – tabung ini ditempatkan dalam sebuah
fraksikolektor.Setelah itu fraksi – fraksi yang diperoleh mulai dapat
diselidiki.
Ditinjau
dari mekanismenya khromatografi
kolom merupakan khromatografi
serapan atau adsorpsi.Khromatografi kolom digolongkan kedalam khromatografi cair – padat (KCP) kolom terbuka.
Alat
kromatografi kolom sederhana, terdiri dari kolom dari kaca yang ada
kranya.Umumnya panjang kolom minimum 10x diameter pipa kaca yang digunakan dan
labu Erlenmeyer sebagai penampung eluen.Fasa diam berupa adsorben yang tidak
larut dalam fasa gerak, ukuran partikel fasa diam harus seragam.Adanya pengotor
dalam fasa diam dapat menyebabkan adsorpsi tidak
reversible. Sebagai fasa diam digunakan alumina , silica gel, arang, bauksit,
kalsium karbonant, bauksit, magnesium karbonat, pati, talk, selulose,gula.
Pengisian fasa diam ke dalam kolom dapat dilakukan dengan cara kering dan cara basah. Pada cara basah fasa diam dibuat bubur dulu dengan pelarut yang akan digunakan untuk fasa gerak, baru kemudian dimasukkan kedalam kolom. Fasa gerak dalam kromatografi kolom dapat berupa pelarut tunggal atau campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu. Pelarut dapat polar atau non polar dengan berat molekul kecil lebih cepat meninggalkan fasa diam .
Pengisian fasa diam ke dalam kolom dapat dilakukan dengan cara kering dan cara basah. Pada cara basah fasa diam dibuat bubur dulu dengan pelarut yang akan digunakan untuk fasa gerak, baru kemudian dimasukkan kedalam kolom. Fasa gerak dalam kromatografi kolom dapat berupa pelarut tunggal atau campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu. Pelarut dapat polar atau non polar dengan berat molekul kecil lebih cepat meninggalkan fasa diam .
Kromatografi
cair yang dilakukan di dalam kolom besar merupakan metode kromatografi terbaik
untuk pemisahan campuran dalam jumlah besar. Pada kromatografi kolom, campuran
yang akan dipisahkan diletakkan berupa pita bagian atas kolom penyerap yang
berada dalam tabung kaca, tabung logam atau bahkan tabung plastic. Pelarut
(fase gerak) dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran ini disebabkan oleh
gaya berat atau di dorong dengan tekanan .
Zat penyerap
(misalnya aluminium oksida yang telah diaktifkan, silica gel, kilsegur
terkalsinaasi, dan kilsegur kromatografi murni) dalam keadaan kering atau
sebagai bubur, dimampatkan ke dalam tabung kaca atau tabung kuwarsa dengan
ukuran tertentu dan mempunyai lubang mengalir keluar dengan ukuran
tertentu.Sediaan yang diuji dan dilarutkan dalam sedikit pelarut ditambahkan
pada puncak kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam zat penyerap. Zat berkhasiat
diserap dari larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada puncak kolom.
Dengan
mengalirkan pelarut lebih lanjut, dengan atau tanpa tekanan udara,
masing-masing zat bergerak turun dengan kecepatan khas hingga terjadi pemisahan
dalam kolom yang disebut kromatogram.
Kecepatan bergerak zat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya daya serap zat
penyerap, sifat pelarut dan suhu dari system kromatografi. Jika dikehendaki
pemisahan beberapa zat khasiat dapat dilakukan dengan mengalirkan selanjutnya
pelarut yang sama atau pelarut lain yang mempunya daya elusi yang kuat.
Harus memiliki luas permukaan besar
internal. Kecepatan adsorbsi akan semakin bertambah denagan semakin kecilnya ukuran diameter adsorben.Daerah
tersebut harus dapat diakses melalui pori-pori cukup besar untuk mengakui
molekul untuk teradsorpsi. Ini adalah bonus jika pori-pori juga cukup kecil
untuk mengecualikan molekul yang tidak diinginkan untuk
menyerap.Adsorben seharusnya tidak mengalami penuaan yang
cepat, yang kehilangan kapasitas serap melalui daur ulang terus-menerus.
Daya Adsorpsi dari bahan tergantung
dari sifat kimia permukaanya, luas relatif permukaan , dan perlakuan
pendahuluan terhadapnya.Sifat-Sifat ini mudah berubah dan sulit di kontrol
sehinggatidak selalu pasti.Dalam kromatografi Adsorpsi ,perubahan-perubahan
pada setiap permukaan berbeda dari titik ke titik partikel yang sama dan juga
dari bagian –ke bagian .Perlakuan pendahuluan terhadap adsorben termasuk
pencucian yang terkontrol dan pengeringan selalu dianjurkan.
Adsorben yang digunakan
pada kromatografi tersebut adalah Silica
Gel. Silica Gel mempunyai luas relatif yang lebih besar dari alaumina
(kurang lebih 500 m2 /g), Silica gel kurang aktif dibandingka dengan
alaumina . Silica Gel dianjurkan penggunaan untuk senyawa-senyawa organik yang
sensitif terhadap sifat mengkatalis dari permukaan aktif.Pada Silica Gel
terdapat gugus hidroksi yang akan berinteraksi dengan solut .Gugus silanol pada
silica mempunyai reaktivitas yang berbeda karenanya solut dapat terikat kuat
sehingga dapat menyebabkan puncak yang berekor. Fase gerak yang digunakan untuk
fase diam silica gel berupa pelarut non polar yang ditambah dengan pelarut
polar seperti air aatau alkohol rantai pendek untuk meningkatkan kemampuan
elusinya sehingga tidak timbul pengekoran puncak yaitu n-heksana ditambah
dengan metanol.Penambahan air atau pelarut polar harus diperhitungakna secara
matang .Jika terlalu sedikit ,maka kan menyebabkan kemungkinan belum mampu untuk
mengelusi solut.Jika terlalu banyak akan menyebabkan kolom menjadi kurang
aktif.
Gambar 1 Silica Gel
Adapun Jenis – Jenis Adsorben
Bahan
yang dapat dipakai sebagai adsorben dalam kromatografi adsorpsi tidak begitu
banyak dan yang paling dikenal adalah silica gel dan alumina.Daya adsorpsi dari
bahan tergantung dari sifat kimia permukaannya, luas relative permukaan, dan
perlakuan pendahuluan terhadapnya.
No
|
Nama adsorben
|
1
|
Alumina
|
2
|
Charcoal
|
3
|
Silica Gel
|
4
|
Magnesia
|
5
|
Kalsium Karbonat
|
6
|
Sukrosa
|
7
|
Pati
|
8
|
Selulosa Serbuk
|
Dalam
kromatografi adsorpsi,
perubahan-perubahan pada sifat permukaan selalu menjadi masalah. Keaktifan
permukaan berbeda sari titik ke titik dari partikel yang sama dan juga dari
bagian ke bagian.
Syarat fase
diam dalam kromatografi Adsorpsi adalah :
1. Tidak larut
dalam fase gerak
2. Inert
3. Cukup aktif
4. Sebaiknya
tidak berwarna
5. Memungkinkan
aliran baik dan teratur fase gerak. Missal : sukrosa, pati, CaCO3,
MgCO3, Mg Silikat aktif, alumina aktif, arang aktif, florisil.
Pemilihan
pelarut tergantung dari sifat kelarutannya, akan tetapi lebih baik untuk
memilih suatu pelarut yang tidak tergantung pada kekuatan elusi sehingga
zat-zat elusi yang lebih kuat dapat dicoba. “kekuatan” dari zat elusi adalah
daya penyerapan pada penyerap dalam kolom.
Menganalisa zat-zat pewarna alami pada Tumbuhan .Contohnya
mengekstrak daun atau wortel. Sampel terlebih dahulu dihaluskan secara manual
dengan menggunakan mortar, kemudian ditambahkan dengan pelarut organic yaitu
n-hexane, hasil ekstraksi ini kemudian disaring dan filtratnya dipanaskan
diatas penangas air dan dibiarkan sampai mengental.Kolom yang dipergunakan misalnya corong pisah yang
berbentuk tabung (silinder), dalam mempersiapkan kolom hal pertama yang perlu
dilakukan adalah dengan memasang penahan pada kolom, penahan yang dipergunakan
adalah glass wool, hal ini dilakukan karena glass wool memiliki kemampuan
menyaring dan menahan penyerap lebih baik daripada
menggunakan kapas.Proses memasukan glass wool kedalam
corong pisah dilakukan dengan menggunakan pinset, karena selain dapat
menyebabkan gatal pada tangan, glass wool juga berbahaya jika terhirup. Jumlah
glass wool yang ditambahkan secukupnya dan glass wool
yang sudah masuk kedalam corong pisah tidak boleh dipadatkan.
Penyerap
(Alumina/magnesia, silica gel, karbon, magnesium silikat, magnesium kabonat,
kalisum karbonat, dan aluminium silikat). Penyerap ditimbang secukupnya dan
dilarutkan dengan menggunakan pelarut organic n-hexane sampai penyerap menjadi
bubur, kemudian bubur penyerap dimasukan kedalam corong pisah. Proses memasukan
penyerap ini dilakukan dengan menggunakan spatula, proses ini harus dilakukan
dengan cepat karena pelarut yang dipergunakan adalah n-hexane yang volatile
maka bahan penyerap pun menjadi cepat mengering, dan jika bahan penyerap
mengering maka proses memasukannya menjadi lebih sulit.
Proses memasukan penyerap dalam corong
dilakukan sebaik mungkin dan homogen serta hindari terdapatnya gelembung udara,
karena gelembung udara dapat menyebabkan
putusnya penyerap pada kolom.Setelah penyerap dimasukan kedalam
kolom, tahap selanjutnya adalah memasukan kertas saring diatas penyerap sesuai
dengan bentuk dari kolom, pemberian kertas saring ini bertujuan untuk
mendapatkan permukaan yang rata, sehingga sampelakan
lebih mudah merata. Sampel dimasukan kedalam kolom yang sudah
dilapisi kertas saring dengan menggunakan pipet tetes, penetesan sampel dilakukan secara perlahan dan dengan gerakan memutar
sehingga sampel dapat
menyebar dengan baik.
Proses selanjutnya adalah memasukan pelarut. Penambahan pelarut diatas sampel tersebut dilakukan sedikit demi sedikit, dan ditambahkan kembali sedikit demi sedikit jika pelarut mulai berkurang. Pelarut yang ditambahkan akan turun perlahan kebagian penyerap dan membentuk pita-pita warna sesuai dengan jenis zat warna yang terkandung dalam sampel. Pelarut tersebut akan turun dan keluar dengan dengan membawa zat pewarna yang terlarut tersebut.
Proses selanjutnya adalah memasukan pelarut. Penambahan pelarut diatas sampel tersebut dilakukan sedikit demi sedikit, dan ditambahkan kembali sedikit demi sedikit jika pelarut mulai berkurang. Pelarut yang ditambahkan akan turun perlahan kebagian penyerap dan membentuk pita-pita warna sesuai dengan jenis zat warna yang terkandung dalam sampel. Pelarut tersebut akan turun dan keluar dengan dengan membawa zat pewarna yang terlarut tersebut.
Gambar 2 Alat Kromatografi Sederhana
PERCOBAAN :PEMISAHAN KOMPONEN PADA KUNYIT SECARA
KHROMATOGRAFI KOLOM
Alat :
1. Kolom
2. Stopwatch
3. Gelas
Ukur
4. Lumpang
Alu
5. Statif
6. Pipet
Tetes
7. Gelas
Kimia
8. Tabung
Reaksi
Bahan :
1.
Silika Gel
2.
Pelarut Metanol
3.
Petroleum Eter
4.
Sampel Kunyit
5.
Butanol
6.
Etanol
7.
Amonia
PROSEDUR PERCOBAAN :
1.Cara
Pengisian Kolom dengan Zat padat Aktif
ü Dimasukkan
Kapas kedalam kolom kemudian ditambahkan
15 gram Silika Gel kemudian dimasukkan kapas ke dalam kolom.Basahi dengan
petroleum Eter.
2.Pembuatan
Ekstrak Kunyit
ü Kunyit
(sampel) dihaluskan dengan lumpang alu ,Kemudian sampel tersebut disaring.
3.Pemisahan
Komponen
ü Hasil
dari penyaringan ,ekstrak kunyit diambil , kemudian diteteskan kedalam
kolom.Kemudian dilanjutkan dengan meneteskan metanol kedalam kolom.
Kemudian
diambil 3 mL larutan ekstrak kunyit diuji dengan Kromatografi kertas.Yaitu 3
tetes larutan ditotolkan pada kertas kromatografi dan dimasukkan kedalam
eluen.(Butanol : Etanol :Amonia ).
Hasil Percobaan :
1.Cara
Pengisian Kolom dengan Zat padat Aktif
Hasil
: Bahan yang ada dalam kolom berada dalam keadaan basah setelah ditetesi dengan
petroulem eter.
Urutan
Posisi dari atas sampai kebawah kolom : Kapas-Silika Gel- Kapas.
2.Pembuatan
Ekstrak Kunyit
Kunyit Berwarna Kuning (Larutan) ,setelah
disaring Larutan ekstrak kunyit berwarna
kuning.
3.Pemisahan
Komponen
Setelah
melalui kolom kromatografi diperoleh larutan menjadi warna kuning Kecokelatan.
Eluen
:5,1 cm ,Spot 1 = 2,8 cm ,Spot 2 = 1,9 cm ,Spot 3 = 1,1 cm.
PEMBAHASAN DAN
PERHITUNGAN :
PEMBAHASAN:
Ekstrak
kunyit mengandung senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi Zingiberen ,α
dan β turmerone ,zat warna kuning (curcuminod) meliputi
kurkumin,desmeteksikurkumin dan bis-demetoksi kurkumin.Ketiga Senyawa inilah
yang merupakan komponen terpenting yang terdapat pada kunyit.Masing-masing
Senyawa ini memiliki sifat yang berbeda –beda.Kurkumin merupakan senyawa paling
polar , desmetoksi kurkumin dan
bis-demetoksi kurkumin tidak lebih polar dibanding dengan kurkumin .Karena
kedua senyawa tersebut sudah kehilangan gugus –OCH3 (Metoksi). Dan
karena pelarut yang digunakan adalah metanol yang bersifat nonpolar ,sehingga
kurkumin yang lebih duluan turun pada proses pemisahan kolom dan senyawa
desmetoksi kurkumin dan bis-kurkumin yang bersifat polar akan tertahan pada
Silika Gel (lama turun dibandingkan dengan kurkumin.)
PERHITUNGAN
:
Diketahui
: Jarak Eluen =5,1 cm
Jarak Spot 1 = 2.8 cm
(Kuning Bening )
Jarak Spot 2 = 1,9 cm
(Kuning)
Jarak Spot 3 = 1,1 cm
(Kuning Kecokelatan)
Dari
data yang diperoleh dari praktikum ,maka dapat dihitung nilai Retensi dari
berbagai komponen kunyit ,Yaitu :
·
Nilai Retensi tiap Spot
1. Spot
1
Rf = Jarak Spot/ Jarak pelarut
= 2,8 cm / 5,1 cm
= 0,5490
2. Spot
2
Rf = Jarak Spot/ Jarak pelarut
= 1,9 cm / 5,1 cm
= 0,3725
3. Spot
3
Rf = Jarak Spot/ Jarak pelarut
= 1,1cm / 5,1 cm
= 0,3725
Dari
masing-masing nilai Rf yang terdapat pada masing-masing spot.Spot 1 memiliki
nilai Rf terbesar sehingga spot 1 lebih besar sehingga spot 1lebih mengandung
senyawa kurkumin , yang merupakan senyawa paling tidak polar ,karena kurkumin
lebih larut denagn metanol dibanding dengan senyawa lain.Sedangkan spot 2 lebih
mengandung desmetoksi kurkumin dan spot 3 mengandung bidemetoksi
kurkumkin.Karena kurang larut dalam metanol sehingga nilai retensinya lebih kecil
dibanding kurkumin.
2.4 Manfaat Kromatografi
Kolom
Dalam bidang
bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar.Misalnya dalam
penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein
sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified
(dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi. Kromatografi juga bisa
diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat,
karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya.Dengan data-data yang
didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk
obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk
menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi
obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.
Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur.Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut.Seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya.Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat. Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur.Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut.Seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya.Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat. Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
ü Kelebihan kromatografi kolom yaitu:
·
Dapat
digunakan untuk analisis Digunakan untukmenentukan jumlah komponen campuran digunakan untuk memisahkan .
ü Kekurangan Kromatografi kolom yaitu :
·
Untuk mempersiapkan kolom dibutuhkan
kemampuan teknik dan manual.
·
Metode ini sangat membutuhkan waktu
yang lama (time consuming)
1.
Khromatografi
didasarkan pada retensi suatu zat terlarut oleh adsorpsi permukaan.
Khromatografi adsorpsi banyak digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organik
, senyawa-senyawa nonpolar dan konsistuen-konstituen yang sulit untuk menguap.
2.
Contoh kromatografi adsorpsi yaitu Khromatografi Kolom Adsorpsi
3.
Prinsip
yang mendasari kromatografi kolom adsorpsi ialah bahwa komponen – komponen
dalam zat contoh yang harus diperiksa mempunyai afinitas yang berbeda-beda
terhadap adsorben dalam kolom.
4.
Menganalisa
zat-zat pewarna alami pada Tumbuhan .Contohnya mengekstrak daun atau
wortel.
5.
Manfaat kromatografi kolom :
ü Dalam bidang
bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar. Misalnya dalam
penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein.
ü Dalam bidang
clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama
dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang
pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien
tersebut.
6.Kelebihan
kromatografi kolom yaitu:
ü Dapat digunakan untuk analisis Digunakan untukmenentukan
jumlah komponen campuran digunakan
untuk memisahkan .
Kekurangan Kromatografi
kolom yaitu :
ü Untuk
mempersiapkan kolom dibutuhkan kemampuan teknik dan manual.
ü Metode ini
sangat membutuhkan waktu yang lama (time consuming)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar