Minggu, 11 Mei 2014

Makalah Kromatografi Adsorpsi

Kromatografi (dari bahasa Yunani warna “χρῶμα kroma” dan graphein γράφειν “untuk menulis”) adalah istilah kolektif untuk satu set teknik laboratorium untuk pemisahan campuran berdasarkan pada distribusi diferensial dari komponen sampel . Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fasa yaitu  satu fasa tetap (stationary) dan yang lain fasa bergerak (mobile). Pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relative pada dua fasa ini.
Khromatografi sudah dimulai pada pertengahan abad ke-19. Kromatografi, harfiah “warna tulisan”, digunakan-dan diberi nama-dalam dekade pertama abad 20, terutama untuk pemisahan tanaman pigmen seperti klorofil . Jenis baru kromatografi dikembangkan selama 1930-an dan 1940-an membuat teknik yang berguna untuk berbagai jenis proses pemisahan .
Kromatografi menjadi dikembangkan secara substansial sebagai hasil karya Archer John Porter Martin dan Richard Laurence Millington Synge selama 1940-an dan 1950-an. Mereka membentuk prinsip dan teknik dasar kromatografi partisi, dan pekerjaan mereka mendorong perkembangan pesat dari beberapa jenis metode kromatografi: kromatografi kertas , kromatografi gas , dan apa yang akan menjadi dikenal sebagai kromatografi cair kinerja tinggi . Sejak itu, teknologi telah maju pesat. Para peneliti menemukan bahwa prinsip-prinsip utama kromatografi Tsvet’s dapat diterapkan dalam berbagai cara, menghasilkan berbagai varietas kromatografi dijelaskan di bawah ini. Bersamaan dengan itu, kemajuan terus meningkatkan kinerja teknis kromatografi, memungkinkan pemisahan molekul semakin serupa.
Kromatografi adsorpsi atau Adsorpsi kromatografi merupakan gejala yang timbulnya konsentrasi zat yang lebih besar pada perbatasan antara dua fasa dari pada dalam masing- masing fasa, diakibatkan gaya tarik fasa stationer yang kuat terhadap komponen- komponen yang harus dipisahkan.Melihat kondisi mahasiswa yang ada keinginan untuk mengetahui suatu materi khususnya tentang Kromatatografi (kromatografi Adsorpsi), serta sangat sedikit sekali referensi tentang Kromatografi (kromatografi Adsorpsi).Oleh karena itu, kiranya perlu ada suatu makalah yang bisa membantu mahasiswa dalam memahami materi tersebut.

1.    Pengertian kromatografi Adsorpsi
2.    Contoh yang Termasuk Kromatografi Adsorpsi
3.    Prinsip kerja Khromatografi Kolom Adsorpsi
4.    Penggunaan Khromatografi Kolom
5.    Manfaat Penggunaan Khromatografi Kolom
6.    Kelebihan dan Kekurangan Khromatografi Kolom

a.       Mengetahui Pengertian Kromatografi Adsorpsi
b.      Mengetahui Contoh yang Termasuk Khromatografi Adsorpsi
c.       Mengetahui Prinsip kerja Khromatografi Kolom Adsorpsi
d.      Mengetahui Penggunaan Khromatografi Kolom
e.       Mengetahui Manfaat Penggunaan Khromatografi Kolom
f.       Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Khromatografi Kolom

















Adsorpsi ialah gejala timbulnya konsentrasi zat yang lebih besar pada bidang perbatasan antara dua fasa daripada dalam masing-masing fasa. Terjadinya pemisahan ialah akibat gaya tarik fasa stasioner yang kuat terhadap komponen – komponen yang harus dipisahkan.
Gaya tarik yang kuat ini disebabkan oleh interaksi kimiawi dan atau interaksi Van Der Walls.Kromatografi adsorpsi adalah teknik kromatografi tertua dioperasikan berdasarkan retensi terlarut pada permukaan adsorben.Adsorben yang umum digunakan adalah silika gel dan alumina karena mereka dimiliki daerah yang besar permukaan dan banyak situs aktif.     Terlarut dan pelarut dalam cairan dapat bersaing satu sama lain untuk mendapatkan situs yang aktif. Karena ini, memilih pelarut yang tepat sangat penting untuk mendapatkan adsorpsi yang maksimum zat terlarut pada situs aktif permukaan.Pada kromatografi adsorpsi, fasa stasionernya terdiri atas zat padat dan fasa mobilnya terdiri atas zat gas atau zat cair.

a. Fasa diam ( absorben atau lapisan penyerap )
            Betindak sebagai pemisah campuran tersebut.Contoh pelarut yang digunakan adalah slika gel, aluminium oksida, selulosa. Namun yang paling banyak digunakan adalah slika gel dan alumunium oksida karena kadar air yang digunakan berpengaruh terhadap daya.
b. Fasa gerak ( Eluen )
            Bertindak sebagai pembawa campuran tersebut .komponenkomponen campuran akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda akibat hambatan dari fase diam sehingga terjadi pemisahaan.
Khromatografi didasarkan pada retensi suatu zat terlarut oleh adsorpsi permukaan.Khromatografi adsorpsi banyak digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organik ,senyawa-senyawa nonpolar dan konsistuen-konstituen yang sulit untuk menguap.
Sebagai Adsorben dapat digunakan adsorben anorganik maupun adsorben organik.Adsorben anorganik yang bisa digunakan antara lain kalsium karbonat,alumina,magnesium silikat,kalsium hidroksida,silika gel,dan tanah diatom.
Adsorben organik bisa digunakan antara lain karbon aktif dan arang gula.
            Adsorben sebaiknya mempunyai ukuran yang seragam.Adanya Zat pengotor yang menyebabkan terjadinya adsorpsi yang tidak reversibel.Pemisahan yang lebih baik dapat diperoleh dengan terlebih dahulu mengolah adsorbennya dengan suatu senyawa yang dapat teradsorpsi dengan kuat.Hal ini dapat dilakukan pada adsorpsi dengan langkah yang bertingkat .Pada kolom diisi dengan segmen-segmen dengan adsorben yang mempunyai tingkat kejenuhan lebih berbeda.Hal ini dapat menghasilkan pemisahan komponen yang lebih baik dan efisiensi ynag tinggi.Pemilihan fase mobil ditentukan oleh kompetesi anatara komponen solut dan molekul eluen pada setiap titik adsorben .
            Makin tinggi Kandungan ikatan Rangkap dan gugus hidroksil suatu molekul maka akan lebih kuat teradsorpsi.Misalnya alkohol teradsorpsi suatu molekul ,maka akan semakin kuat jika dibandingkan dengan aldehid.Hal ini dapat disebabkan karena alkohol mempunyai gugus –OH ,yang menyebabkan adsorpsi lebih kuat.Senyawa-senyawa akan mudah Teradsorpsi lebih cepat ketika memiliki konsentrasi yang tinggi daripada konsentrasi rendah.Naiknya konsentrasi akan mempengaruhi laju pergerakan komponen dan perubahan posisi wilayah adsorpsi.
            Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-komponen campuran dengan afinitas berbeda-beda terhadap permukaan fase diam. Kromatografi kolom adsorpsi termasuk pada cara pemisahan cair-padat.Kromatografi cair-padat juga disebut Kromatografi Adsorpsi,  metode jenis ini diketemukan oleh Tswett dan diperkenalkan kembali oleh Kuhn dan Ledere pada tahun 1931. Metode ini banyak digunakan untuk analisis biokimia dan organik.Teknik pelaksanaannya dilakukan dengan kolom.Sebagai fasa diam di dalam kolom dapat dipilih silika gel atau alumina.
            Substrat padat (adsorben) bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut dalam fase cair.Fase bergeraknya adalah cairan (pelarut) yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom.Pemisahan tergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada bidang antarmuka di antara butiran-butiran adsorben dan fase bergerak serta kelarutan relatif komponen pada fase bergeraknya. Antara molekul-molekul komponen dan pelarut terjadi kompetisi untuk teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga menimbulkan proses dinamis. Keduanya secara bergantian tertahan beberapa saat di permukaan adsorben dan masuk kembali pada fase bergerak.Pada saat teradsorpsi komponen dipaksa untuk berpindah oleh aliran fase bergerak yang ditambahkan secara kontinyu. Akibatnya hanya komponen yang mempunyai afinitas lebih besar terhadap adsorben akan secara selektif tertahan. Komponen dengan afinitas paling kecil akan bergerak lebih cepat mengikuti aliran pelarut.
           


2.2 Contoh yang termasuk Kromatografi Adsorpsi

            Khromatografi Kolom Adsorpsi :

a.Prinsip
            Prinsip yang mendasari kromatografi kolom adsorpsi ialah bahwa komponen – komponen dalam zat contoh yang harus diperiksa mempunyai afinitas yang berbeda-beda terhadap adsorben dalam kolom. Apabila kita mengalirkan cairan ( elutor ) secara kontinyu melalui kolom yang berisi zat contoh yang telah diadsorpsikan oleh penyarat kolom, maka yang pertama – tama dihanyutkan elutor ialah komponen yang paling lemah terikat kepada adsorben. Komponen –komponen lainnya akan dihanyutkan menurut urutan afinitasnya terhadap adsorben, sehingga terjadi pemisahan daripada komponen – komponen tersebut.

b.Penyarat Kolom
            Pola kecepatan arus elutor pada tiap irisan kolom yang dipilih di sembarang tempat sudah tentu sedapat mungkin harus sama. Keseragaman ini dapat dicapai dengan memilih adsorben yang ukuran butir – butirnya sama ( diayak ) dan dengan cara penyaratan yang baik.
Makin kecil ukuran butir adsorben, makin cepat keseimbangan adsorpsi akan tercapai, dan makin besar pula kecepatan elusi yang boleh dipergunakan. Tetapi dilain pihak, makin kecil butir adsorben, makin besar hambatan bagi cairan yang harus mengalir melalui kolom.Apabila kecepatan lintas bagi cairan elutor terlalu kecil, dapat dipergunakan pompa vakum yang menimbulkan tekanan rendah dalam ruang di bawah kolom sehingga cairan dapat mengalir lebih cepat melalui kolom.

c.Bentuk Kolom
            Penempatan adsorben dalam kolom secara uniform betul sangat sukar dilaksanakan. Sebagai akibatnya, zona – zona komponen yang dipisahkan menjadi kurang teratur bentuknya.Bagi kolom yang lebar hal ini dapat menyebabkan pembauran.Tetapi bagi kolom kecil bahaya ini seberapa besar. Namun di lain pihak, kolom yang lebar dan pendek itu lebih memudahkan dalam pemakaiannya.
            Oleh karena itu, tinggi kebanyakan kolom ialah ± 20 kali diameternya.Di bawah tabung yang umumnya terbuat dari gelas terdapat lempengan meduk yang terbuat dari porselen atau dari serbuk gelas yang dipanaskan hingga melengket jadi satu.Lempengan yang berbentuk cakram ini bergawai sebagai penahan fasa yang stasioner.Di bagian tabung yang paling bawah terdapat kapiler penyulur dilengkapi dengan pancur.Kapiler beserta pancur dirakitkan dengan kolom memakai suku asah sehingga mudah dilepaskan guna membersihkan kolom dan untuk meniup kolom sehingga menjadi bersih dari cairan.Ruang antara pancur dan cakram penyaring harus sekecil mungkin supaya tidak terjadi pembauran antara cairan – cairan yang keluar dari kolom.

d.
Kecepatan Arus
            Semakin rendah kecepatan arus cairan, semakin baik akibatnya bagi tercapainya keseimbangan adsorpsi dan akan semakin baik pula pemisahannya. Bentuk zona pun menjadi lebih teratur.Tetapi kecepatan arus yang terlalu rendah dapat menimbulkan efek difusi axial dalam fasa mobil yang harus dihindarkan sejauh mungkin.
            Jadi dapat dikatakan bahwa pemisahan yang terbaik dapat dicapai dengan mempergunakan kolom yang panjang dan sempit, diisi dengan adsorben yang berbutir halus, dan arus yang lambat.Elusi dapat dimulai apabila campuran yang harus dipisahkan sudah dimasukan dalam kolom.Elusi ini dilakukan dengan memasukan cairan elutor berenyai – renyai melalui kolom dan harus dijaga supaya arusnya tidak berhenti. Komponen – komponen yang telah diadsorpsikan oleh adsorben akan bergerak dalam bentuk gelang – gelang atau zona dengan kecepatan yang berbeda – beda melalui kolom dan ditampung di bawah kolom secara terpisah memakai beberapa tabung yang dibubuhi tanda – tanda. Tabung – tabung ini ditempatkan dalam sebuah fraksikolektor.Setelah itu fraksi – fraksi yang diperoleh mulai dapat diselidiki.

Ditinjau dari mekanismenya khromatografi kolom merupakan khromatografi serapan atau adsorpsi.Khromatografi kolom digolongkan kedalam khromatografi cair – padat (KCP) kolom terbuka.
Alat kromatografi kolom sederhana, terdiri dari kolom dari kaca yang ada kranya.Umumnya panjang kolom minimum 10x diameter pipa kaca yang digunakan dan labu Erlenmeyer sebagai penampung eluen.Fasa diam berupa adsorben yang tidak larut dalam fasa gerak, ukuran partikel fasa diam harus seragam.Adanya pengotor dalam fasa diam dapat menyebabkan adsorpsi tidak reversible. Sebagai fasa diam digunakan alumina , silica gel, arang, bauksit, kalsium karbonant, bauksit, magnesium karbonat, pati, talk, selulose,gula.
            Pengisian fasa diam ke dalam kolom dapat dilakukan dengan cara kering dan cara basah. Pada cara basah fasa diam dibuat bubur dulu dengan pelarut yang akan digunakan untuk fasa gerak, baru kemudian dimasukkan kedalam kolom. Fasa gerak dalam kromatografi kolom dapat berupa pelarut tunggal atau campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu. Pelarut dapat polar atau non polar dengan berat molekul kecil lebih cepat meninggalkan fasa diam .
Kromatografi cair yang dilakukan di dalam kolom besar merupakan metode kromatografi terbaik untuk pemisahan campuran dalam jumlah besar. Pada kromatografi kolom, campuran yang akan dipisahkan diletakkan berupa pita bagian atas kolom penyerap yang berada dalam tabung kaca, tabung logam atau bahkan tabung plastic. Pelarut (fase gerak) dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran ini disebabkan oleh gaya berat atau di dorong dengan tekanan .
Zat penyerap (misalnya aluminium oksida yang telah diaktifkan, silica gel, kilsegur terkalsinaasi, dan kilsegur kromatografi murni) dalam keadaan kering atau sebagai bubur, dimampatkan ke dalam tabung kaca atau tabung kuwarsa dengan ukuran tertentu dan mempunyai lubang mengalir keluar dengan ukuran tertentu.Sediaan yang diuji dan dilarutkan dalam sedikit pelarut ditambahkan pada puncak kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam zat penyerap. Zat berkhasiat diserap dari larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada puncak kolom.
Dengan mengalirkan pelarut lebih lanjut, dengan atau tanpa tekanan udara, masing-masing zat bergerak turun dengan kecepatan khas hingga terjadi pemisahan dalam kolom yang disebut kromatogram. Kecepatan bergerak zat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya daya serap zat penyerap, sifat pelarut dan suhu dari system kromatografi. Jika dikehendaki pemisahan beberapa zat khasiat dapat dilakukan dengan mengalirkan selanjutnya pelarut yang sama atau pelarut lain yang mempunya daya elusi yang kuat.

2.3Sifat Adsorban dan Sifat Pelarut
           Harus  memiliki luas permukaan besar internal. Kecepatan adsorbsi akan semakin bertambah denagan semakin kecilnya ukuran diameter adsorben.Daerah tersebut harus dapat diakses melalui pori-pori cukup besar untuk mengakui molekul untuk teradsorpsi. Ini adalah bonus jika pori-pori juga cukup kecil untuk mengecualikan molekul yang tidak diinginkan untuk menyerap.Adsorben seharusnya tidak mengalami penuaan yang cepat, yang kehilangan kapasitas serap melalui daur ulang terus-menerus.
            Daya Adsorpsi dari bahan tergantung dari sifat kimia permukaanya, luas relatif permukaan , dan perlakuan pendahuluan terhadapnya.Sifat-Sifat ini mudah berubah dan sulit di kontrol sehinggatidak selalu pasti.Dalam kromatografi Adsorpsi ,perubahan-perubahan pada setiap permukaan berbeda dari titik ke titik partikel yang sama dan juga dari bagian –ke bagian .Perlakuan pendahuluan terhadap adsorben termasuk pencucian yang terkontrol dan pengeringan selalu dianjurkan.
            Adsorben yang digunakan pada kromatografi tersebut adalah Silica Gel. Silica Gel mempunyai luas relatif yang lebih besar dari alaumina (kurang lebih 500 m2 /g), Silica gel kurang aktif dibandingka dengan alaumina . Silica Gel dianjurkan penggunaan untuk senyawa-senyawa organik yang sensitif terhadap sifat mengkatalis dari permukaan aktif.Pada Silica Gel terdapat gugus hidroksi yang akan berinteraksi dengan solut .Gugus silanol pada silica mempunyai reaktivitas yang berbeda karenanya solut dapat terikat kuat sehingga dapat menyebabkan puncak yang berekor. Fase gerak yang digunakan untuk fase diam silica gel berupa pelarut non polar yang ditambah dengan pelarut polar seperti air aatau alkohol rantai pendek untuk meningkatkan kemampuan elusinya sehingga tidak timbul pengekoran puncak yaitu n-heksana ditambah dengan metanol.Penambahan air atau pelarut polar harus diperhitungakna secara matang .Jika terlalu sedikit ,maka kan menyebabkan kemungkinan belum mampu untuk mengelusi solut.Jika terlalu banyak akan menyebabkan kolom menjadi kurang aktif.
                                                            Gambar 1 Silica Gel
Adapun Jenis – Jenis Adsorben
          Bahan yang dapat dipakai sebagai adsorben dalam kromatografi adsorpsi tidak begitu banyak dan yang paling dikenal adalah silica gel dan alumina.Daya adsorpsi dari bahan tergantung dari sifat kimia permukaannya, luas relative permukaan, dan perlakuan pendahuluan terhadapnya.



No
Nama adsorben
1
Alumina
2
Charcoal
3
Silica Gel
4
Magnesia
5
Kalsium Karbonat
6
Sukrosa
7
Pati
8
Selulosa Serbuk
           










                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               











Dalam kromatografi adsorpsi, perubahan-perubahan pada sifat permukaan selalu menjadi masalah. Keaktifan permukaan berbeda sari titik ke titik dari partikel yang sama dan juga dari bagian ke bagian.

Syarat fase diam dalam kromatografi Adsorpsi adalah :
1.      Tidak larut dalam fase gerak
2.      Inert
3.      Cukup aktif
4.      Sebaiknya tidak berwarna
5.      Memungkinkan aliran baik dan teratur fase gerak. Missal : sukrosa, pati, CaCO3, MgCO3, Mg Silikat aktif, alumina aktif, arang aktif, florisil.
            Pemilihan pelarut tergantung dari sifat kelarutannya, akan tetapi lebih baik untuk memilih suatu pelarut yang tidak tergantung pada kekuatan elusi sehingga zat-zat elusi yang lebih kuat dapat dicoba. “kekuatan” dari zat elusi adalah daya penyerapan pada penyerap dalam kolom.

            Menganalisa zat-zat pewarna alami pada Tumbuhan .Contohnya mengekstrak daun atau wortel. Sampel terlebih dahulu dihaluskan secara manual dengan menggunakan mortar, kemudian ditambahkan dengan pelarut organic yaitu n-hexane, hasil ekstraksi ini kemudian disaring dan filtratnya dipanaskan diatas penangas air dan dibiarkan sampai mengental.Kolom yang dipergunakan misalnya corong pisah yang berbentuk tabung (silinder), dalam mempersiapkan kolom hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memasang penahan pada kolom, penahan yang dipergunakan adalah glass wool, hal ini dilakukan karena glass wool memiliki kemampuan menyaring dan menahan penyerap lebih baik daripada menggunakan kapas.Proses memasukan glass wool kedalam corong pisah dilakukan dengan menggunakan pinset, karena selain dapat menyebabkan gatal pada tangan, glass wool juga berbahaya jika terhirup. Jumlah glass wool yang ditambahkan secukupnya dan glass wool yang sudah masuk kedalam corong pisah tidak boleh dipadatkan.
            Penyerap (Alumina/magnesia, silica gel, karbon, magnesium silikat, magnesium kabonat, kalisum karbonat, dan aluminium silikat). Penyerap ditimbang secukupnya dan dilarutkan dengan menggunakan pelarut organic n-hexane sampai penyerap menjadi bubur, kemudian bubur penyerap dimasukan kedalam corong pisah. Proses memasukan penyerap ini dilakukan dengan menggunakan spatula, proses ini harus dilakukan dengan cepat karena pelarut yang dipergunakan adalah n-hexane yang volatile maka bahan penyerap pun menjadi cepat mengering, dan jika bahan penyerap mengering maka proses memasukannya menjadi lebih sulit.
             Proses memasukan penyerap dalam corong dilakukan sebaik mungkin dan homogen serta hindari terdapatnya gelembung udara, karena gelembung udara dapat menyebabkan putusnya penyerap pada kolom.Setelah penyerap dimasukan kedalam kolom, tahap selanjutnya adalah memasukan kertas saring diatas penyerap sesuai dengan bentuk dari kolom, pemberian kertas saring ini bertujuan untuk mendapatkan permukaan yang rata, sehingga sampelakan lebih mudah merata. Sampel dimasukan kedalam kolom yang sudah dilapisi kertas saring dengan menggunakan pipet tetes, penetesan sampel dilakukan secara perlahan dan dengan gerakan memutar sehingga sampel dapat menyebar dengan baik.
            Proses selanjutnya adalah memasukan pelarut. Penambahan pelarut diatas sampel tersebut dilakukan sedikit demi sedikit, dan ditambahkan kembali sedikit demi sedikit jika pelarut mulai berkurang. Pelarut yang ditambahkan akan turun perlahan kebagian penyerap dan membentuk pita-pita warna sesuai dengan jenis zat warna yang terkandung dalam sampel. Pelarut tersebut akan turun dan keluar dengan dengan membawa zat pewarna yang terlarut tersebut.
http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2010/09/gambar-18.22-228x300.jpg
                                  Gambar 2 Alat Kromatografi Sederhana         

PERCOBAAN :PEMISAHAN KOMPONEN PADA KUNYIT SECARA KHROMATOGRAFI KOLOM

Alat :                                                                         
1.      Kolom            
2.      Stopwatch                                          
3.      Gelas Ukur                                                                                                                 
4.      Lumpang Alu                                                             
5.      Statif                                                  
6.      Pipet Tetes
7.      Gelas Kimia
8.      Tabung Reaksi
Bahan  :
1.      Silika Gel
2.      Pelarut Metanol
3.      Petroleum Eter
4.      Sampel Kunyit
5.      Butanol
6.      Etanol
7.      Amonia

PROSEDUR PERCOBAAN :
1.Cara Pengisian Kolom dengan Zat padat Aktif
ü  Dimasukkan Kapas  kedalam kolom kemudian ditambahkan 15 gram Silika Gel kemudian dimasukkan kapas ke dalam kolom.Basahi dengan petroleum Eter.
2.Pembuatan Ekstrak Kunyit
ü  Kunyit (sampel) dihaluskan dengan lumpang alu ,Kemudian sampel tersebut disaring.

3.Pemisahan Komponen
ü  Hasil dari penyaringan ,ekstrak kunyit diambil , kemudian diteteskan kedalam kolom.Kemudian dilanjutkan dengan meneteskan metanol kedalam kolom.
Kemudian diambil 3 mL larutan ekstrak kunyit diuji dengan Kromatografi kertas.Yaitu 3 tetes larutan ditotolkan pada kertas kromatografi dan dimasukkan kedalam eluen.(Butanol : Etanol :Amonia ).
Hasil Percobaan :
1.Cara Pengisian Kolom dengan Zat padat Aktif
Hasil : Bahan yang ada dalam kolom berada dalam keadaan basah setelah ditetesi dengan petroulem eter.
Urutan Posisi dari atas sampai kebawah kolom : Kapas-Silika Gel- Kapas.
2.Pembuatan Ekstrak Kunyit
      Kunyit Berwarna Kuning (Larutan) ,setelah disaring Larutan ekstrak kunyit berwarna      kuning.
3.Pemisahan Komponen
Setelah melalui kolom kromatografi diperoleh larutan menjadi warna kuning Kecokelatan.
Eluen :5,1 cm ,Spot 1 = 2,8 cm ,Spot 2 = 1,9 cm ,Spot 3 = 1,1 cm.

PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN :
PEMBAHASAN:
Ekstrak kunyit mengandung senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi Zingiberen ,α dan β turmerone ,zat warna kuning (curcuminod) meliputi kurkumin,desmeteksikurkumin dan bis-demetoksi kurkumin.Ketiga Senyawa inilah yang merupakan komponen terpenting yang terdapat pada kunyit.Masing-masing Senyawa ini memiliki sifat yang berbeda –beda.Kurkumin merupakan senyawa paling polar , desmetoksi  kurkumin dan bis-demetoksi kurkumin tidak lebih polar dibanding dengan kurkumin .Karena kedua senyawa tersebut sudah kehilangan gugus –OCH3 (Metoksi). Dan karena pelarut yang digunakan adalah metanol yang bersifat nonpolar ,sehingga kurkumin yang lebih duluan turun pada proses pemisahan kolom dan senyawa desmetoksi kurkumin dan bis-kurkumin yang bersifat polar akan tertahan pada Silika Gel (lama turun dibandingkan dengan kurkumin.)
PERHITUNGAN :
Diketahui :      Jarak Eluen =5,1 cm
                        Jarak Spot 1 = 2.8 cm (Kuning Bening )
                        Jarak Spot 2 = 1,9 cm (Kuning)
                        Jarak Spot 3 = 1,1 cm (Kuning Kecokelatan)
Dari data yang diperoleh dari praktikum ,maka dapat dihitung nilai Retensi dari berbagai komponen kunyit ,Yaitu :
·         Nilai Retensi tiap Spot
1.      Spot 1
Rf        = Jarak Spot/ Jarak pelarut
            = 2,8 cm / 5,1 cm
            = 0,5490
2.      Spot 2
Rf        = Jarak Spot/ Jarak pelarut
            = 1,9 cm / 5,1 cm
            = 0,3725
3.      Spot 3
Rf        = Jarak Spot/ Jarak pelarut
            = 1,1cm / 5,1 cm
            = 0,3725
Dari masing-masing nilai Rf yang terdapat pada masing-masing spot.Spot 1 memiliki nilai Rf terbesar sehingga spot 1 lebih besar sehingga spot 1lebih mengandung senyawa kurkumin , yang merupakan senyawa paling tidak polar ,karena kurkumin lebih larut denagn metanol dibanding dengan senyawa lain.Sedangkan spot 2 lebih mengandung desmetoksi kurkumin dan spot 3 mengandung bidemetoksi kurkumkin.Karena kurang larut dalam metanol sehingga nilai retensinya lebih kecil dibanding kurkumin.
2.4 Manfaat Kromatografi Kolom
       Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar.Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi. Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya.Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.

     Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur.Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut.Seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya.Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat. Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Kolom
ü Kelebihan kromatografi kolom yaitu:
·      Dapat digunakan untuk analisis Digunakan untukmenentukan jumlah komponen campuran digunakan untuk memisahkan .
ü Kekurangan Kromatografi kolom yaitu :
·      Untuk mempersiapkan kolom dibutuhkan kemampuan teknik dan manual.
·      Metode ini sangat membutuhkan waktu yang lama (time consuming)




1.      Khromatografi didasarkan pada retensi suatu zat terlarut oleh adsorpsi permukaan. Khromatografi adsorpsi banyak digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organik , senyawa-senyawa nonpolar dan konsistuen-konstituen yang sulit untuk menguap.
2.      Contoh kromatografi adsorpsi yaitu Khromatografi Kolom Adsorpsi
3.      Prinsip yang mendasari kromatografi kolom adsorpsi ialah bahwa komponen – komponen dalam zat contoh yang harus diperiksa mempunyai afinitas yang berbeda-beda terhadap adsorben dalam kolom.
4.      Menganalisa zat-zat pewarna alami pada Tumbuhan .Contohnya mengekstrak daun atau wortel.
5.      Manfaat kromatografi kolom :
ü Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar. Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein.
ü Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut.
      6.Kelebihan kromatografi kolom yaitu:
ü Dapat digunakan untuk analisis Digunakan untukmenentukan jumlah komponen campuran digunakan untuk memisahkan .
          Kekurangan Kromatografi kolom yaitu :
ü Untuk mempersiapkan kolom dibutuhkan kemampuan teknik dan manual.
ü Metode ini sangat membutuhkan waktu yang lama (time consuming)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar