Oksida Logam Alkali
Sebagian besar logam bereaksi
dengan gas dioksigen membentuk oksida O2-. Tetapi untuk logam
alkali, selain membentuk oksida , juga dapat membentuk peroksida, O22-,
kecuali litium yang hanya membentuk oksida biasa (“normal”) menurut persamaan
reaksi :
4 Li(s) + O2 (g) → 2Li2O (s)
Natrium misalnya, bereaksi
dengan dioksigen menghasilkan natrium dioksida(2-), Na2O2,
yang biasa disebut natrium peroksida
menurut persamaan reaksi :
2
Na (s) + O2 (g) → Na2O2 (s)
Natrium
peroksida mengandung ion dioksida(2-), O22-, atau
ion peroksida. Notasi “2-“ hanya untuk menunjukkan muatan pada ion yang
bersangkutan, dan penulisan angka arab dalam penamaan ini mengikuti rekomendasi
the american chemical society (Masyarakat kimia amerika) yang diterapkan
apabila terdapat kemungkinan lebih dari satu muatan ionik seperti yang
ditunjukkan pada contoh-contoh berikut.
Natrium dioksida(2-) bersifat diamagnetik, dan panjang ikatan O-O
kira-kira 149 pm, jauh lebih panjang daripada ikatan pada molekul dioksigen (O=O)n
yaitu 121 pm. Sifat diamagnetik dan lemahnya ikatan senyawa ini dapat
dijelaskan dengan model orbiltal molekular ion dioksida(2-) sebagaimana
ditunjukkan gambar 3.3a. diagram tersebut menun njukkan semua elektron
berpasangan dan menempati empat orbital ikat (bonding) dan tiga orbital
antiikat (antibonding), menghasilkan derajat ikatan (bond order) 1(satu)
sehingga dengan demikian , senyawa ini bersifat diamagnetik dan panjang ikatan
lebih panjang daripada panjang ikatan molekul O2 yang mempunyai derajat ikatan
2
Tiga logam alkali yang lain
bereaksi dengan dioksigen berlebih membentuk dioksida(-1), atau biasa disebut superoksida, yang bersifat paramagnetik oleh karena mengandung ion
dioksida(1-), O2-; misalnya, logam kalium bereaksi
menurut persamaan reaksi :
K(s) + O2(g)
→ KO2(s)
Panjang
ikatan O-O dalam ion-ion dioksida(1-) ini yaitu 133 pm, lebih pendek daripada
panjang ikatan dalam ion dioksida(2-), tetapi sedikit lebih panjang dari pada
panjang ikatan dalam molekul dioksigen. Sebagaimana ditunjukkan gambar 3.3b,
diagram orbital molekular ion dioksida(1-) menunjukkan adanya satu elektron tak
berpasangan dan oleh karena itu memberikan sifat paramagnetik, dan derajat
ikatan sebesar 1½ . Dengan demikian data panjang ikatan O-O dalam ketiga
spesies O2, O2-, dan O22-
konsisten (taat) asas dengan besarnya derajat ikatan spesies yang bersangkutan.
Spesies O22-
lebih mudah terpolarisasi daripada O2-, dan daya mempolarisasi ion
Na+ lebih kuat dari pada ion K+. Oleh karena itu dapat dipahami
bahwa oksida natrium stabil sebagai dioksida (2-) atau peroksida, dan oksida
kalium stabil sebagai dioksida (1-) atau superoksida.
Semua oksidasi alkali bereaksi
hebat dengan air membentuk larutan
alkali hidroksida. Tambahan pula reaksi air dengan dioksida (2-) menghasilkan
hidrogen peroksida, dan dengan dioksida (1-) menghasilkan hidrogen peroksida
danb gas dioksigen, menurut persamaan reaksi :
2 LiO (s) + H2O
(l) → 2 LiOH(aq)
Na2O2 (s)
+ 2H2O (l) → 2 NaOH(aq) + H2O2
(aq)
2KO2(s) + 2H2O
(l) → 2 KOH(aq) + H2O2(aq) + O2
(g)
Kalium dioksida(1-), KO2,
digunakan dalam kapsul ruang angkasa, kapal selam, dan beberapa jenis peralatan
pernafasan, sebab dioksida(1-) menyerap karbon dioksida hasil pernafasan (dan
uap air) dan membebaskan oksigen, menurut persamaan reaksi :
2KO2 (s) +
2CO2 (g) → 2K2CO3 (s) +
3O2 (g)
K2CO3 (s)
+ CO2 (g) + H2O (g) →2 KHCO3
(s)
Hidroksida
Logam Alkali
Padatan alkali hidroksida
berwarna putih, tembus cahaya dan menyerap uap air udara hingga terlarut dalam
air berlebih. Satu-satunya kekecualian adalah litium hidroksida noktahidrat,
LiOH·8H2O. Semua alkali hidroksida berbahaya, sebab bereaksi dengan protein
kulit sehingga menghilangkan permukaan kulit. Natrium hidroksida dan kalium
hidroksida disediakan dalam bentuk pelet-butiran yang diproduksi dengan
memasukkan lelehan-nya ke dalam cetakan. Sebagai padatan maupun dalam larutan
alkali hidroksida menyerap karbon dioksida dari atmosfer membentuk karbonat,
menurut persamaan reaksi :
2 NaOH (aq) + CO2
(g) → Na2CO3 (aq) + H2O (l)
Alkali
hidroksida merupakan sumber hidroksida yang baik karena sangat mudah larut
dalam air.
Natrium hidroksida dapat dibuat
dari larutan garam dapur secara elektrolisis : (1) dalam sel diafragma, (2) sel
membran, atau (3) dalam sel katode merkuri (raksa), sebagaimana ditunjukkan
pada gambar. Setiap sel elektrolisis mempunyai kelebihan maupun kelemahan. Pada
sel diafragma dan sel membran terjadi reaksi penukaran ion pada elektrode
sebagai berikut :
Katode : 2H2O (aq)
+ 2e → H2 (g) + OH- (aq) Eo = -0,83 V
Anode : 2 Cl-(aq) →Cl (g)
+ 2 e Eo
= +1,36 V
Pada
katode tidak terjadi reduksi ion natrium karena mempunyai Eo jauh
lebih negatif (-2,17 V)
Dalam sel
diafragma asbes, ion-ion natrium dan klorida dapat menembus diafragma asbes
yang basah, tetapi molekul-molekul gas hidrogen dan klorin tidak. Adanya
tekanan pada ruang anode mencegah aliran balik ion OH- dari ruang
katode. Larutan NaOH yang dihasilkan pada katode terkontaminasi dengan NaCl
yang tidak terelektrolisis yang selanjutnya dapat diendapkan dengan pemekatan
larutan tersebut, sehingga dapat dipisahkan dengan penyaringan. Dalam membran
penukaran ion, hanya ion natrium saja yang dapat melewati membran tersebut,
sedangkan ion-ion klorida, hidroksida dan molekul-molekul gas hidrogen serta
klorin tidak. Larutan NaOH yang dihasilkan tidak terkontaminasi oleh ion
klorida dan dengan demikian lebih pekat dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh dari sel diafragma.
Pada sel kat od merkuri(raksa),
dipakai logam titanium sbagai anode. Ion klorida dioksidasi mendafi gas klorin
pada anode, dan ion natrium direduksi menjadi logam natrium pada katode yang
kemudian larut dalam raksa menjadi amalgama menurut persamaan reaksi :
Anode (Ti) : 2Cl- (aq)
→ Cl2 (aq) + 2e
Katode (Hg) : 2Na+ (aq)
+ 2e + Hg → 2Na(Hg)
Reduksi
ion natrium menjadi logamnya ini terjadi karena permukaan elektrode merkuri
bersifat menghambat terjadinya setengah reaksi yang menghasilkan gas, sehingga
menaikkan potensial elektrode di atas nilai standar (over-voltage). Dengan
demikian reduksi ion hidrogen menjadi gas hidrogen memerlukan potensial yang
lebih tinggi dari pada potensial reduksi ion natrium. Amalgam (natrium-raksa)
yang dihasilkan dialirkan ke dalam suatu wadah, kemudian direaksikan dengan air
pada permukaan grafit untuk memperoleh natrium hidroksida yang bebas dari NaCl,
menurut persamaan reaksi :
2 Na(Hg) + 2H2O (l)
→ 2NaOH (aq) + H2 (g) + Hg (l)
Reaksi ini
berlangsung dengan tenang karena adanya medium raksa. Larutan natrium
hidroksida terdapat sebagai lapisan bagian atas dan cairan raksa sebagai
lapisan bagian bawah, sehingga larutan NaOH dapat dipisahkan dan dipekatkan
untuk kemudian dipadatkan. Larutan NaOH yang dibuat dengan cara seperti ini
mempunyai kemurnian yang sangat tinggi. Raksa cair yang diperoleh dialirkan
dengan pompa kembali ke ruang katode.
Jadi, dari ketiga macam sel
tersebut reaksi elektrolisis larutan NaCl jenuh yang terjadi adalah:
2NaCl (aq) + 2 H2O
(l) 2 NaOH (aq)
+ H2 (g) + Cl2 (g)
Garam
–garam Alkali
Natrium
karbonat
Logam-logam alkali ( demikian
juga amonium) karbonat merupakan satu-satunya kelompok senyawa karbonat yang
larut dalam air. Alkali karbonat yang
terpenting adalah natrium karbonat yang umumnya stabil sebagai kristal
anhidrat, monohidrat, dan dekahidrat. Natrium karbonat dapat diperoleh dari
bahan tambang “trona” yang mengandung
̴90 % karbonat-hidrogen karbonat, (Na2CO3·NaHCO3·2H2O),
atau natrium sesquikarbonat bukanlah suatu campuran dua senyawa melainkan satu
senyawa yang dalam kisi kristalnya terdapat ion-ion karbonat dan bikarbonat
secara bergantian (berselang-seling) dengan ion natrium dan molekul air dengan
rasio = 1 : 1 : 3 : 2, yaitu Na3(HCO3)(CO3)·2H2O.
Natrium karbonat monohidrat
dapat diperoleh dari ekstraksi “trona” yang ditambang seperti batubara
kira-kira 400m di bawah tanah, diluluhkan kemudian dipanaskan dalam tempat
pemanas yang berputar. Proses ini mampu mengubah sequikarbonat menjadi karbonat
:
2[Na2CO3·NaHCO3·2H2O]
(s) 3Na2CO3
(s) + 5H2O (g) + CO2 (g)
Karbonat
yang diperoleh dilarutkan di dalam air, disaring kemudian diuapkan hingga
kering untuk menghasilkan natrium karbonat monohidrat, yang jika dipanaskan
dalam pemanas berputar akan diperoleh natrium karbonat tanpa hidrat.
Kebutuhan dunia akan natrium
karbonat dari proses penambangan ini ternyata belum tercukupi, dan kebutuhan
ini masih harus dipenuhi dari proses solvay yang melibatkan reaksi sederhana
yang secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
2 NaCl (aq) + CaCO3
(s) Na2CO3 (aq) +
CaCl2 (aq)
Keseimbangan
reaksi ini sangat jauh bergeser ke kiri dan untuk membuat reaksi bergeser ke
kanan, diperlukan beberapa tahapan tak langsung. Tahap pertama, karbon dioksida
dimasukkan ke dalam larutan yang dijenuhkan oleh NaCl dan amonia, sehingga
terjadi reaksi antara gas karbon dioksida dengan amonia sebagai berikut :
(1)
CO2 (g) + NH3
(aq) + H2O (l) → NH4+ (aq)
HCO3- (aq)
Hadirnya
ion hidrogen karbonat dengan ion natrium akan mengkristalkan natrium hidrogen
karbonat yang mempunyai kelarutan rendah pada temperatur rendah :
(2)
HCO3- (aq) +
Na+ (aq) → NaHCO3 (s)
Padatan
hidrogen karbonat dipisahkan dengan penyaringan, kemudian dipanaskan dengan
hati-hati untuk memperoleh karbonat :
(3)
NaHCO3 (s) Na2CO3
(s) + H2O (g) + CO2 (g)
Amonia
dapat diperoleh kembali dari garam amonium yang dihasilkan pada reaksi (1)
dengan penambahan basa Ca(OH)2 :
(4)
2NH4+ (aq) +
2Cl- (aq) + Ca(OH)2 (s) → 2NH3
(g) + CaCl2 (aq) + 2H2O (l)
Kalsium
hidroksida dan karbon dioksida yang dipergunakan dalam proses tersebut
diperoleh dari pemanasan batu kapur :
(5)
CaCO3 (s) CaO (s) + CO2
(g)
(6)
CaO (s) + H2O (l)
→ Ca(OH)2 (s)
Penjumlahan
dari keenam persamaan reaksi tersebut menghasilkan satu persamaan reaksi
keseluruhan :
2NaCl (aq) + CaCO3
(s) → Na2CO3 (aq) + CaCl2
(aq)
Problem yang ditemui dalam proses solvay
ini adalah jumlah CaCl2 yang
diproduksi sebagai hasil samping terlalu banyak daripada keperluan pasar.
Selain itu proses ini juga membutuhkan energi yang cukup tinggi hingga lebih
mahal dibandingkan dengan metode ekstraksi mineral “trona”.
Manfaat
natrium karbonat
Sekitar 50% produksi natrium karbonat di
amerika serikat digunakan untuk apembuatan gelas. Dalam proses ini natrium
karbonat direaksikan dengan silikon dioksida (pasir) dan komponen-komponen yang
lain pada suhu ~1500 oC. Formula gelas yang dihasilkan sangat bergantung pada rasio stoikiometrik
bahan-bahan pereaksi. Reaksi kuncinya adalah terbentuknya natrium silikat dan
karbon dioksida menurut persamaan reaksi :
Na2CO3 (l)
+ SiO2 (s) → Na2O·xSiO2 (l)
+ CO2 (g)
Natrium karbonat juga dapat digunakan
untuk menghilangkan ion-ion logam alkali tanah dalam air minum. Ion-ion logam
seperti magnesium dan kalsium yang berasal dari mineral dolomit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar